Wednesday 19 November 2014

HERU PEMBUAT MAINAN ANAK RAMAH LINGKUNGAN


Herumanto Moektijono (44) tidak pernah menduga jalan hidup akan membawanya seperti sekarang ini, menekuni dunia mainan anak-anak. Herumanto, yang akrab dipanggil Heru, awalnya membuka usaha desain interior. Kliennya banyak meminta desain interior untuk kamar anak. Dari sini ia melihat, bidang ini belum banyak digarap dengan serius.
"Padahal, anak-anak peka keindahan. Namun kerap anak-anak hanya diberi penataan yang asal-asalan," kata Herumanto di bengkel kerjanya di Tohudan, Colomadu, Karanganyar, Senin (18/5).
Pada tahun 2007 ia memberanikan diri mengikuti pameran di Malioboro Mall, Yogyakarta, dengan mebel dan mainan anak-anak produksinya. Animo yang besar, terutama pada mainan, membuatnya memutuskan menggeluti dunia mainan anak lebih serius.
Produknya yang halus dan inovatif membuat pasar merespons positif. Kini tak kurang dari ratusan jenis mainan anak-anak diproduksinya. Produksinya dibagi menjadi tiga macam, furnitur, aksesori ruangan, dan mainan anak, seperti meja, kursi, teka-teki (puzzle), baju mainan, dan menara kotak lingkar. Tiap bulan ia mengeluarkan dua-lima desain baru.
Tahun 2008, saat penyelenggaraan Konferensi Kota-kota Pusaka Dunia, Heru terinspirasi untuk mengangkat warisan budaya lokal dalam mainan anak karyanya. Jadilah motif batik, keris, dan wayang menjadi tema mainan karyanya, seperti dalam puzzle. Heru mengutamakan orisinalitas dalam karyanya.
"Tidak ada karakter luar negeri, seperti Disney dalam mainan saya. Bukan tidak baik tetapi saya lebih suka mengajak anak mengenali alam dan budaya lokal, misalnya dengan bentuk kepik, capung atau rajamala," kata Heru, yang juga hobi fotografi.
Keasyikan
Lama-lama Heru menemukan keasyikan dalam dunia ini dan kini justru lebih berfokus pada produksi mainan anak-anak meski tidak meninggalkan desain interior. Furnitur hanya dibuat jika ada pesanan.
"Kalau mau cari uang, desain interior memberi materi lebih besar. Namun dari segi kepuasan, saya lebih senang membuat mainan anak-anak karena menantang kreativitas dan bebas berkreasi. Dalam desain interior saya mengikuti kemauan klien," kata Heru.
Kualitas mainan anaknya selain halus dan rapi juga menggunakan cat tak beracun (nontoxic) agar tidak membahayakan anak. Kini Heru tengah meneliti penggunaan batok kelapa, rotan, dan daun-daunan sebagai bahan baku mainan untuk melengkapi karyanya yang selama ini dibuat dari kayu lapis jenis medium density fiberglass.
Mainan karya Heru dibandrol harga Rp 9.000-Rp 150.000, sedangkan furniturnya satu set mencapai Rp 5 juta. Produknya bisa ditemui di Solo Square dan Solo Grand Mall dengan label Cil-Cil, selain di websitenya di www.cil-cil.com. 

Tulisanku seperti termuat di Kompas (Jawa Tengah) 2 Juni 2009.

No comments:

Post a Comment