Wednesday 19 November 2014

DARI PROFESIONAL KE WIRAUSAHAWAN


David kecil hobi menggambar. Obsesinya masuk Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun garis hidup berkata lain. David malah diterima di tiga fakultas favorit lewat Program Perintis, yakni Fakultas Ekonomi (FE) di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo serta Fakultas Kedokteran UNS. David yang punya nama lengkap Mochammad David Rahadi Wijaya (44), memilih FE UGM.
Lulus kuliah, David yang menolak tawaran kerabatnya menjadi pegawai negeri, memilih merintis karier di sebuah perusahaan otomotif terkemuka. Ia sempat menjadi profesional di sana selama enam tahun. Saat menjabat kepala cabang di sebuah kota, David justru memutuskan mundur meninggalkan jabatan dan gajinya yang bagus. "Saya tertantang dengan permintaan ibu mertua saya untuk meneruskan usaha keluarga. Kebetulan saat itu adik-adik masih kecil," kata David beberapa waktu lalu.
Ayah dan ibu mertuanya, mendiang HM Salamun dan Alfiah, yang berasal dari sentra industri cor logam di Ceper, Klaten, 30 tahun lalu merintis usaha cor logam. Produk awalnya blok rem kereta api dan ornamen pagar. Belakangan, produksinya berkembang menjadi lampu antik dan furnitur. Tahun 1990-an, produk furnitur mereka mulai diekspor meski baru melewati tangan kedua.
Uniknya, usaha yang berbendera PT Fajar Mulia Pradipta (FMP), ini diawali dari garasi rumah mereka di Jalan Dr Wahidin 49, Solo. David yang meneruskan usaha sejak tahun 1995 berkontribusi mengembangkan usaha.
Berbagai ajang pameran yang diikuti mempertemukan dengan pembeli langsung dari luar negeri. Hingga kini, FMP mengekspor produknya ke berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Spanyol, Swedia, Belanda, dan Inggris.
Produk FMP memiliki ciri khas berupa furnitur yang memadukan unsur logam dan kayu dengan desain klasik, seperti besi, aluminium, dan baja. Hingga kini telah dihasilkan 800 desain produk yang sampai sekarang masih tetap digemari. "Desain klasik hampir tidak pernah basi. Produk yang kami buat 10-15 tahun lalu, sekarang ada yang memesan lagi. Pilihan ini tidak memberikan penjualan fantastis, tetapi stabil dari waktu ke waktu," jelas anak pasangan Franky Muchtar Atmaja dan Sri Rosniah ini.
Dalam menjalankan usahanya, ayah dua anak ini memegang prinsip bekerja adalah ibadah. Dengan bekal ini, menurut David, yang hobi bermain tenis dan futsal, semua kerja keras yang dijalankannya terasa ringan. 

Tulisanku seperti  termuat di Kompas (Jawa Tengah) 16 Desember 2008

No comments:

Post a Comment