Wednesday 19 November 2014

YULIE MANTAN APOTEKER YANG JADI PENGUSAHA AKSESORI


Kerap menyaksikan sang ayah mengolah batu alam, menumbuhkan minat dan ide pada Yulie Wijayasari (33). Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Joko Prihatmoko (65) dan Ponirah (60) itu kemudian membuat perhiasan atau aksesori perempuan berbahan utama batu alam.
Bebatuan alam itu dipadu dengan logam, kayu, tulang, dan sedikit plastik, jadilah kalung, gelang, anting, dan ikat pinggang kreasi Yulie yang bergaya etnik. Dia menjual produk buatannya dengan harga terjangkau, Rp 3.000-Rp 75.000 per buah.
Dia memulai usaha itu sejak dua tahun lalu. Saat itu, sambil belajar, Yulie membuat aksesori imitasi. Dia menawarkan aksesori buatannya kepada teman-temannya dan mereka menyukai karya Yulie.
Yulie mulai memasarkannya lebih luas, antara lain di Pusat Grosir Solo dan beberapa butik. Atas masukan butik-butik itu, Yulie mulai melirik potensi batu alam sebagai pengganti plastik agar aksesorinya berpenampilan unik dan berkelas.
"Kebetulan bapak usahanya batu alam, tetapi hanya sebatas pemotongan, pengasahan, dan pembentukan. Saya berpikir, mengapa tidak dimanfaatkan untuk aksesori," kata Yulie.
Yulie mendesain sendiri aksesorinya. Idenya dari majalah, televisi, dan masukan dari konsumen yang kemudian dipadukan dengan imajinasinya. Dia mendapat kemampuan dasar membuat aksesori dari buku-buku.
Uniknya, Yulie sejak 15 tahun lalu lebih dulu terjun ke dunia farmasi. Ia asisten apoteker di sebuah apotek di Kota Solo. "Pekerjaannya sama-sama meracik, yang satu meracik obat, yang satunya meracik aksesori. Bedanya, meracik obat harus sesuai aturan sedangkan membuat aksesori bebas berimprovisasi," kata Yulie di ruang pamernya di Jalan Senopati 1, Kedunglumbu, Solo.
Mengusung bendera Abel's Exotic and Nature Accessories yang diambil dari nama panggilan anaknya, Sigma Putri Sabila (11), Yulie menjalankan usaha yang kini dibantu tiga pekerja. Sejak booming batik, permintaan aksesori etnis ikut meningkat. Keluarganya mendukung penuh, termasuk sang suami, Gatot Santoso, yang berbisnis di bidang komputer. Gatot bersedia menggantikan Yulie menemui calon pembeli dan pelanggan saat istrinya bertugas meracik obat di apotek. 

Tulisanku seperti termuat di Kompas (Jawa Tengah) 25 November 2008

No comments:

Post a Comment