Wednesday 19 November 2014

DARYANTI, BUKAN SEMBARANG JURAGAN

Daryanti (44) hampir menyerah saat usahanya tak kunjung memberi untung, bahkan ia terus merugi. Namun, salah satu juragan bawang merah di Pasar Legi, Solo, ini memutuskan bertahan. Tak disangka, ini justru menjadi titik balik usahanya.
Dari semula hanya berjualan satu karung bawang merah, kini ia bisa kulakan hingga 40 karung per hari. Bawang merah yang dijualnya dikirim dari Brebes. Tak hanya itu, setiap hari ia juga mengirim masing-masing 1.500 kilogram bawang merah dan bawang putih kupas ke seorang pengusaha di Surabaya untuk diekspor ke Amerika Serikat. Ia juga membuat bawang goreng, setiap hari ia membutuhkan sekitar 200 kg bawang merah.
Hingga kini sudah 20 tahun perempuan kelahiran Wonogiri ini berjualan bawang merah. Meski hanya lulusan SMP, Daryanti bisa membuktikan mampu memberdayakan diri bahkan bisa menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Pendidikannya yang rendah bisa ditutupinya dengan keinginan dan kegigihannya untuk mandiri.
Dari hasilnya berjualan bawang, ia bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Ia juga membelikan kedua anaknya yang telah berumah tangga, masing-masing sebuah rumah.
Kunci keberhasilannya adalah tidak cepat menyerah dan mau terus belajar. Perempuan yang sejak kecil membantu mendiang ibunya, Ny Jumadi, berjualan bawang merah ini memang bercita-cita mempunyai usaha sendiri.
"Awalnya saya buat 5 kg bawang goreng, tidak berhasil, lalu saya buang. Tapi kemudian saya tanya-tanya pada bakul-bakul langganan saya. Katanya saya harus beli kompor besar supaya hasilnya bagus. Kalau dulu saya kupas, iris, dan goreng sendiri, sekarang saya punya dua mesin kupas yang harganya satu buah Rp 5 juta," papar nenek tiga cucu ini, pekan lalu.
Dari awal hanya bekerja sendiri berjualan bawang merah, kini Daryanti membawahi 200 orang tenaga lepas pengupas bawang, 30 pemetik bawang, 3 orang tukang menggoreng bawang, dan 10 tenaga angkut. Sebagian besar mereka adalah tetangga di Kampung Tapen, Nusukan, Banjarsari, Solo.
Meski sudah jadi juragan, Daryanti tetap ikut melayani pembeli di kiosnya, di sebelah barat setelah pintu masuk Pasar Legi. Suaminya, Seti, mengawasi pekerjaan pengupas bawang di rumah. Anak sulungnya, Sarah (28), mengurusi administrasi usaha jual beli bawang dan bawang kupas. Anak bungsunya, Bayu (26), membuka toko kelontong tidak jauh dari kios bawang merah miliknya. 

Tulisanku  seperti termuat di Kompas (Jawa Tengah) 18 Desember 2007

No comments:

Post a Comment