Sunday 22 January 2017

24 Jam di Kota Romantis Praha


Di ujung musim gugur yang dingin, kami tiba di Praha, kota yang katanya lebih romantis dari Paris. Ada banyak hal yang bisa dinikmati di ibu kota Ceko ini, mulai dari gedung-gedung tua dari beberapa era hingga pemandangan yang seperti lukisan. Lantas, susunan ”cobblestone”, batu sungai yang berbentuk bulat atau persegi dari berabad lalu, menemani langkah kaki kami menapaki jalan-jalan di kota yang dulu menjadi ibu kota Kerajaan Bohemia ini.

Selasa (8/11)
Pukul 09.30
Sinar mentari cerah menyambut kami di Bandara Vaclav Havel. Kami tiba di Praha setelah dua jam terbang dari Istanbul, Turki, dengan pesawat Turkish Airlines. Sebelumnya, penerbangan 11,5 jam membawa kami dari Jakarta menuju Istanbul. Terbang dengan kelas bisnis membantu mengurangi rasa lelah karena kursi pesawat bisa dibuat rata memanjang seperti tempat tidur sehingga nyaman untuk berbaring.

Dari bandara, rombongan kami yang terdiri atas wartawan dan pelaku biro perjalanan singgah di Hotel Golden Key untuk menaruh barang bawaan sejenak. Kemacetan sempat menghambat perjalanan yang seharusnya hanya 30 menit molor menjadi lebih dari 1 jam. Jan Urban dari Czech Tourism yang mendampingi kami menyebut tidak biasa-biasanya Praha macet panjang. Rupanya, terjadi gangguan listrik di jalur transportasi bawah tanah.
Untungnya, kami segera tiba di kamar-kamar berlantai kayu dan berjendela mungil dengan pemandangan atap bangunan tua dan menara kastil. Sang manajer hotel berkisah, bangunan hotel butik ini dulunya merupakan tempat pembuatan gembok dan kunci Locksmith dari abad ke-13.

Pukul 14.00-19.00

Kompleks Kastil Praha

Praha menjadi satu-satunya kota penting di Eropa yang tidak dibom pada Perang Dunia II. Konon, Hitler ingin menjadikan Praha sebagai ibu kota budaya Eropa. Jika baru pertama kali berkunjung ke Praha, ada beberapa tempat yang tidak boleh terlewat dikunjungi. Salah satunya Kastil Praha atau Prague Castle. Kami ke sana setelah makan siang. Kompleks Prague Castle atau Prazsky Hrad dalam bahasa Slavik, terdiri atas beberapa bangunan kuno ikonik, mulai dari beberapa istana, gereja, menara, gerbang, hingga taman dan jalan-jalan bersejarah. Old Royal Palace, Lobkowicz Palace, Rosenberg Palace, katedral St Vitus, Basilika St George, Powder Tower, dan Golden Lane adalah sedikit dari yang bisa kita nikmati di kawasan ini. Namun, pada musim gugur dan dingin, tempat tertentu ditutup untuk umum.



Prague Castle merupakan monumen terpenting di wilayah Ceko yang dibangun pada akhir abad ke-9. Kawasan kastil ini terbesar di dunia dan ditetapkan Unesco sebagai cagar budaya dunia yang harus dilindungi. Di tempat ini raja-raja Ceko dan kaisar Romawi Suci dahulu bertakhta. Daya tarik kawasan ini adalah bangunan-bangunannya yang berasal dari berbagai era sehingga menampilkan beragam gaya arsitektur. Dari mulai gaya romawi, renaisans, barok, gotik, sampai art noveau. Tempat ini seperti kawasan tumbuh yang dibangun dari era ke era. Tidak dengan merobohkan yang sebelumnya, tetapi melengkapi sesuai perkembangan zaman.
Siapkan kaki untuk berjalan- jalan mengelilingi dan mengagumi keindahan bangunan-bangunan yang berada di atas lahan seluas 70.000 meter persegi ini. Baju dan sepatu yang cocok dengan musim akan membuat tubuh tetap hangat dan acara jalan-jalan terasa nyaman.

Katedral St Vitus
Kami sempat melihat proses pergantian prajurit jaga sebelum memasuki gerbang yang menuju halaman katedral St Vitus yang berdekatan dengan Old Royal Palace. Bangunan katedral bergaya arsitektur gotik dengan batu-batu pilarnya yang kehitaman tampak menjulang anggun. Detail dekorasi di bangunan yang kehitaman di beberapa sisinya tampak eksotis. Interior di dalamnya juga tak kalah menarik.
Selain patung-patung yang dipasang di bagian atas pilar, langit-langit, altar, dan jendela- jendela besar berhias mozaik kaca patri, katedral juga berisi makam raja, pendiri kerajaan, dan tokoh yang dianggap orang suci. Di antaranya makam St John of Nepomuk, St Wenceslas, dan para raja dari Dinasti Premyslid yang memerintah Bohemia dan Moravia sejak abad ke-9 hingga ke-13.



Dari katedral kami pergi ke bangunan lain dan disambut ruang besar yang disebut Vladislav Hall. Ruang kosong ini berlantai kayu dan pada masa monarki Bohemia dijadikan tempat jamuan, resepsi, naik takhta, dan pertarungan antarksatria. Di lantai atasnya kita bisa melihat model perapian kuno hingga jendela yang digunakan untuk melempar musuh ke luar pada masa perang.
Puas menikmati keindahan berbagai bangunan dan isinya, pemandu kami, Alice, kemudian mengajak melewati sebuah jalan, lebih tepatnya gang yang disebut Golden Lane. Bagian kirinya disesaki rumah-rumah mungil bercat warna-warni. Pintunya rendah sehingga pengunjung kadang-kadang harus menunduk untuk bisa masuk.
Salah satunya, rumah bercat hijau bernomor 22. Di sana, sastrawan Franz Kafka pernah tinggal selama dua tahun dan menulis karya-karyanya. Rumah-rumah imut ini kini banyak dimanfaatkan sebagai toko yang menjual suvenir dan barang kerajinan tangan.



Lesser Town
Hari mulai beranjak sore ketika kami terus melangkah mendekati ujung akhir kawasan kastil. Di depan terdapat jalan menurun dengan hamparan pemandangan seperti lukisan. Dari sini terlihat atap-atap dan dinding-dinding rumah dengan warna-warni pastel. Sangat indah. Wilayah ini disebut lesser town atau Mala Strana yang berarti tepi kecil sungai. Wilayah lesser town merupakan kawasan permukiman di tepi Sungai Vltava yang membelah Praha.
Kami sempat mampir di tepi sungai yang dipenuhi bebek dan angsa yang sedang asyik berjalan atau berenang-renang di tepi sungai. Dari sini, tampak lengkung-lengkung indah Jembatan Charles atau Charles Bridge.



Charles Bridge
Jembatan yang paling tersohor di Ceko ini dibangun pada awal abad ke-14 oleh Raja Charles IV. Semula namanya Jembatan Praha atau Jembatan Batu. Baru pada abad ke-19 disebut dengan Jembatan Charles. Banyak sekali orang berjalan-jalan di atas jembatan selebar 10 meter ini. Ramai. Belum lagi seniman jalanan dan pedagang yang membuka lapak di sisi kiri dan kanan menawarkan lukisan dan suvenir. Di kanan dan kiri jembatan juga terdapat patung- patung besar bergaya barok. Menurut Alice, patung-patung ini hanya replika dari patung asli yang kini disimpan di museum agar aman dari jamahan pengunjung.



Astronomical Clock
Di ujung jembatan sepanjang 621 meter ini, sebuah menara sekaligus gerbang, juga bergaya barok, menyambut pengunjung ke kawasan Old Town Square. Tidak jauh, tampak orang berkerumun menghadap bangunan menara dengan jam besar di bagian depan. Itulah astronomical clock, satu dari tiga jam astronomi tertua di dunia dan satu- satunya yang masih beroperasi. Kaki sudah mulai pegal, tetapi kami penasaran karena sebentar lagi pergantian jam yang katanya akan menghadirkan sedikit ”pertunjukan” oleh jam yang dibuat pada abad ke-15 ini. Jam bekerja menurut pengetahuan orang abad pertengahan. Bulan dan matahari masih dianggap mengelilingi bumi. Ketika jam mulai berdentang, jendela di bagian atas jam akan terbuka. Muncullah karakter orang-orang suci bergantian. Di sebelah kanan bawah, karakter tengkorak menarik tali lonceng. Atraksi ini berlangsung setiap jam mulai pukul 
09.00-23.00.



Kelar menyaksikan pertunjukan jam astronomi, kami segera dihadapkan dengan lapangan luas. Hari sudah gelap meski waktu baru menunjukkan pukul 17.00. Alun-alun Old Town dikelilingi bangunan-bangunan cantik. Di salah satu sisi menjulang menara The Church of Our Lady Before Tyn yang cantik. Hari itu akhirnya dituntaskan dengan menikmati pendar lampu di Old Town Square dalam bekapan udara yang semakin dingin. Setelah makan malam kami kembali ke hotel.

Rabu (9/11)
Pukul 09.30

Fashion Arena
Salah satu yang juga menyenangkan dari Praha adalah harga-harga yang tidak semahal di kawasan Eropa Barat. Rasa-rasanya tidak jauh beda dengan Jakarta. Kita dengan mudah menemukan makanan enak dengan harga relatif terjangkau atau membeli suvenir dengan harga yang tidak mencekik leher. Salah satu yang membahagiakan laTligi bagi orang Indonesia yang senang belanja kemungkinan adalah tempat seperti Fashion Arena.
Di tempat ini terdapat 200 gerai merek-merek produk fashion terkenal dunia yang menawarkan harga miring. Untuk barang-barang tertentu diskonnya sampai 70 persen dan itu berlangsung setiap hari. Kecenderungannya memang barang-barang itu stok lama.
Namun, jika kita tidak terlalu mementingkan tren, tawaran mereka cukup menggoda. Modalnya hanya perlu telaten dan jeli memilih produk, mulai dari segi harga, ukuran, hingga kondisi keseluruhan. Tempat ini sekitar 30 menit perjalanan dari Praha. Tersedia transportasi ulang-alik gratis pada jam-jam tertentu.

Tulisanku seperti termuat di Kompas 27 November 2016