Wednesday 19 November 2014

ANTARA TUTIEK DAN RAJUT

Tutiek Marhaeny (55) tak pernah menyangka kegiatan merajut yang menjadi hobinya di masa muda menjadi modalnya mengisi masa tua. Tidak hanya untuk mengisi waktu, tetapi juga mendatangkan penghasilan.
Tak hanya menghasilkan berbagai produk rajutan, Tutiek yang akrab disapa Heny ini juga membagikan kemampuan merajutnya kepada perempuan-perempuan lain melalui kursus merajut.
"Dari kecil saya sudah senang merajut. Kalau ada waktu luang, saya pasti merajut," ujarnya saat ditemui akhir September lalu. Kerajinan merajut digeluti Heny yang bekerja di Pabrik Batik Keris Solo, semenjak menjelang pensiun. Kebetulan suaminya bekerja di Surabaya. Maka saat cuti, ia mengunjungi sang suami sambil belanja kebutuhan rajut di Surabaya.
Dari merajut, Heny menghasilkan sejumlah karya tas, syal, dan taplak meja. Hasil kerajinan ini dia tawarkan kepada teman-teman di tempat kerjanya di pabrik Batik Keris dan tetangga rumah. Hasil karyanya ternyata disukai pembeli yang kemudian secara tidak disadari melakukan getok tular promosi kreasi rajut Heny.
Belakangan dia mulai menerima banyak pesanan. Heny yang dibantu dua anak perempuannya kemudian mengembangkan karya rajutannya dalam berbagai produk, seperti tatakan gelas, material aksesori, bolero, rompi, hingga hiasan sepatu. Kreasi rajutnya ia beri label Astuti yang merupakan paduan namanya dan nama anak bungsunya, Kusumasyuni Astuti.
Kini, selain memamerkan produk rajutnya di Pasar Malam Ngarsapura Solo setiap malam Minggu, produk tersebut juga dipasarkan melalui jejaring sosial facebook. Rumahnya di Jalan Parang Silosari Perum Batik Keris juga dimanfaatkan sebagai ruang pamer.
Harga produk rajut Astuti tersebut bervariasi, mulai dari Rp 3.000 untuk suvenir hingga Rp 500.000 berupa taplak meja yang berbentuk meja bundar.
Di tangan Heny, berbagai produk juga dapat dibuat dengan teknik rajut, seperti tempat tisu, baju, dompet, ikat pinggang, kalung, hingga bros.
Selain menghasilkan kerajinan rajutan, sejak setahun yang lalu Heny membuka kursus merajut. Kursus tingkat dasar terdiri delapan kali pertemuan dengan setiap pertemuan berdurasi dua jam. Tarif satu paket kursus ini Rp 300.000.
"Setiap orang bisa belajar merajut, yang penting telaten dan penuh perasaan," kata Heny yang telah memiliki lebih dari 10 murid. 

No comments:

Post a Comment