Wednesday 19 November 2014

EDI SI KREATOR WAYANG BATIK


Terinspirasi oleh Solo Batik Carnival atau SBC tahun 2008, Ami Joyo Warso Edi menciptakan wayang batik carnival. Wayang ini seperti wayang golek, tetapi menggunakan kostum seperti yang digunakan peserta SBC, khas kostum karnaval yang terkesan megah.
Padahal Edi, panggilan akrabnya, hanya memanfaatkan perca batik. Dibungkus kreativitas dan keuletan yang tinggi, jadilah produk wayang yang tak kalah megah seperti halnya penampilan peserta karnaval.
Edi sebenarnya bergerak di bidang jasa konstruksi yang lantas mengembangkan usaha furnitur antik. Persentuhannya dengan barang-barang antik mengasah naluri seninya. Dibantu beberapa asisten, Edi menyalurkan ide dan kreativitasnya dalam menciptakan wayang batik carnival.
"Dua minggu sebelum SBC tahun 2008, saya membuat wayang batik carnival. Bermodal foto-foto di media tentang ekspos rencana SBC, jadilah tiga buah wayang," kata Edi saat dijumpai di rumahnya di Jalan Lesanpuro, Jamsaren, Solo, beberapa waktu lalu.
Tiga karyanya yang dipamerkan di ajang Srawung Batik yang digelar bersamaan dengan perhelatan SBC 2008 mendapat apresiasi positif, baik dari panitia maupun Wali Kota Solo Joko Widodo. Edi pun semakin mantap berkarya. Pernah dia memajang foto sebuah karyanya di situs internet seorang teman. Seorang pembaca dari Eropa menyatakan minatnya memesan 60.000 buah wayang karnaval tersebut.
"Dia pikir itu produk massal seperti boneka Barbie. Saya sendiri tidak mampu memenuhi pesanan itu karena ini produk kerajinan tangan, bukan mesin, sehingga sulit untuk mengejar jumlah banyak dalam waktu singkat," kata Edi.
Kini, secara rutin Edi mengenalkan produknya di Night Market Ngarsapura yang buka setiap malam Minggu di depan kompleks Pura Mangkunegaran, Solo. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu pernah membeli sebuah wayang batik carnivalnya yang menggunakan kostum batik bernuansa putih. "Sejak itu, banyak orang minta dibuatkan wayang serupa," kata ayah tiga anak ini sambil tertawa.
Beberapa tamu resmi Kota Solo dari berbagai negara yang diajak wali kota mengunjungi Night Market Ngarsapura juga memboyong karya Edi ke negara masing-masing.
Total, Edi telah membuat 30 karya wayang batik carnival yang dibuat dari bahan baku kayu sengon laut, pule, atau trebelo puso. Saat ini dia tengah mencoba membuat figur aksi (action figure) dari bahan akrilik dengan kostum batik carnival atau tokoh pewayangan. Mimpinya adalah anak-anak Indonesia punya action figure-nya sendiri, tidak hanya tokoh Naruto atau tokoh komik Marvel dari luar negeri.
Edi telah membuat action figure tokoh punakawan, gatot kaca, arjuna, dan werkudara. Dia juga membuat kaus bergambar wayang batik carnival. Ide seakan berdesakan keluar dari kepalanya. Ke depan, bukan hanya batik, tetapi juga kain-kain tradisional yang ingin dikenakannya di wayang dan action figure kreasinya. Namun, satu idealisme tetap Edi pegang, yakni menggunakan bahan daur ulang. 

Tulisanku seperti termuat di Kompas (Jawa Tengah) 7 Juli 2009

3 comments:

  1. Halo, kira2, Ibu punya contact person untuk Pak Edi nya ga yah? Terima kasih banyak.

    ReplyDelete
  2. Halo, kira2, Ibu punya contact person untuk Pak Edi nya ga yah? Terima kasih banyak.

    ReplyDelete
  3. Mohon maaf, sudah tidak ada Mbak karena sudah lama menulisnya. Kalau sempat ke Solo, bisa cari langsung di alamat di atas atau barangkali google bisa membantu lebih lanjut melacak keberadaan Pak Edi

    ReplyDelete