Wednesday 19 November 2014

SUKMAWATI, AWALNYA TERPAKSA...


Bercita-cita menjadi guru Bahasa Inggris, Sukmawati (34) justru kecemplung menjadi pengusaha jamu. Ia harus meneruskan usaha jamu yang dirintis ibunya, Djinah, sejak tahun 1974. Sang ibu berjualan jamu di Pasar Nguter, Sukoharjo, yang kini dikenal sebagai sentra jamu tradisional. Resep jamu berasal dari nenek Sukmawati yang juga telah berjualan jamu sejak muda.
Sukmawati, anak kelima dari sembilan bersaudara, adalah satu- satunya yang masih tinggal di Nguter, Sukoharjo, sehingga ia ketiban sampur meneruskan usaha ini setelah sang ibu meninggal dunia beberapa tahun lalu.
Lulus kuliah, Sukmawati sempat bekerja di sebuah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) selama dua tahun, lalu mengajar Bahasa Inggris privat selama satu tahun.
Meski awalnya sedikit terpaksa, tetapi Sukmawati dengan bantuan sang suami, Hartoyo, yang bekerja sebagai guru di SMP 1 Nguter ini, berhasil membesarkan usaha.
Awalnya, Sukmawati perlu beradaptasi untuk melanjutkan usaha produksi jamu itu. Maklum, obsesinya tetap menjadi guru Bahasa Inggris. Sukmawati mengandalkan pekerjanya yang berpengalaman dan setia yang telah bergabung membantu ibunya selama puluhan tahun. Sedikit demi sedikit ia mempelajari seluk-beluk usaha jamu. Dia menerapkan pula ilmu akuntansi hasil kuliah di Akademi Akuntansi (AA) YKPN Yogyakarta dengan berbagai penyesuaian.
"Saya buat pembukuan model sendiri yang pas untuk usaha jamu," tuturnya.
Usaha jamu mereka yang mengusung label "Bintang Mas" kini menawarkan 30 jenis jamu. Kelak Sukmawati menyimpan keinginan untuk memproduksi jamu instan.
"Cuma mesinnya kok mahal ya. Satu unit Rp 50 juta," ungkap ibu dari dua anak ini beberapa waktu lalu di Sukoharjo.
Jamu produksi "Bintang Mas" tidak hanya ada di Jawa Tengah, tetapi hingga Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Dulu jamunya pernah laku di Brunei Darussalam. Meski sukses sebagai pengusaha jamu, Sukmawati masih menyimpan hasratnya menjadi guru Bahasa Inggris. "Jika si bungsu sudah besar, saya akan menjadi guru," katanya. 

Tulisanku seperti termuat  di Kompas (Jawa Tengah) 1 Juli 2008

No comments:

Post a Comment