Saturday 25 October 2014

BURGER TEMPE WARUNG BARU SOLO



Catatan: Tulisan ini dibuat tahun 2005, jadi entahlah apakah saat ini warung ini masih ada atau tidak. Beberapa bulan yang lalu sih masih ada. Nah, yang belum jelas, apakah masih tetap membuat roti tawar ketan hitam dan burger tempe. Warung ini berada di Jalan Ahmad Dahlan, Solo, kalau di Jakarta, ibaratnya Jalan Daksa, dipenuhi penginapan dan warung yang melayani backpackper para turis asing yang datang ke Solo untuk waktu yang cukup lama. Tapi meskipun sudah lama, tidak ada salahnya dicoba kan kalau memang berminat untuk mencicipi burger tempe dan roti tawar ketan hitamnya? 


Sandwich tempe di Warung Baru Solo


Siti Suntari Haryono (52) tidak pernah belajar khusus membuat masakan barat. Namun, kreasinya membuat masakan bercitarasa barat mengantarkannya mampu menghasilkan menu masakan yang inovatif, antara lain roti tawar ketan hitam serta pizza dan sandwich tempe.

Selama ini, orang terbiasa makan roti tawar berwarna putih karena terbuat tepung gandum. Kini oleh Suntari dibuatlah roti tawar ketan hitam yang dibuat dari campuran tepung gandum dan tepung ketan hitam.
Roti ketan hitam buatan Suntari rasanya benar-benar tawar dan keras di bagian kulit namun lembut di dalamnya. Suntari tidak menggunakan telur dan gula seperti proses pembuatan roti tawar umumnya. Ia hanya menambahkan ragi dan garam pada adonan rotinya.

Di warung makannya yang bernama Warung Baru, Suntari menawarkan roti tawar ini dimakan bersama mentega, selai, dan omelet. Ia juga menawarkan kari (curry) dari India dan gauccomole dari Meksiko, teman makan roti tawar ketan hitamnya.

"Gauccomole terdiri dari potongan buah alpukat, tomat, bawang bombai, paprika, dan lemon yang diberi garam. Bule-bule itu kalau makan sampai dikoreti wadahnya," kata Suntari di warungnya.

Roti tawar ketan hitam menu andalan di Warung Baru yang berlokasi di Jl Ahmad Dahlan 23, Keprabon, Solo. Irisan roti ini biasa dipesan untuk makan pagi, siang, atau malam. Terkadang, pembeli yang hampir seluruhnya orang asing memesan beberapa loaf roti untuk dibawa pulang.

Pembeli bernama Jani dari Finlandia sangat menyukai roti tawar ketan hitam buatan Suntari. "Ini benar-benar beda. Selama tiga bulan terakhir travelling saya ke Australia, Meksiko, dan Indonesia, ini roti terbaik yang saya temui. Rasanya tidak jauh beda dari roti yang dibuat ibu saya di rumah," katanya.

Menurut Jani, rasa roti tawar Suntari enak dan rasa tebalnya benar- benar mantap saat digigit. Ia selalu menyempatkan makan di Warung Baru. "Setiap pagi dan malam, saya selalu ke sini sejak saya menemukan warung ini. Harganya murah dengan variasi menu yang sangat banyak," lanjutnya.

Satu loaf roti tawar ketan hitam dijual Suntari dengan harga Rp 7.500. Beberapa iris roti bersama selai atau omelet hanya diberi harga rata-rata Rp 6.000. Awal mula penemuan roti tawar ketan hitam karena tamunya kebanyakan turis asing tidak suka saat disodori roti tawar buatan pabrik lunak dan manis.

Suntari kemudian mencoba membuat kreasi roti lain dari yang sudah ada dan cocok dengan keingingan tamunya. Ia mencampurkan 200 gram tepung ketan hitam ke dalam satu kilogram tepung gandum ditambah masing-masing satu sendok teh garam dan ragi.

Tak hanya menunya unik, warungnya pun unik dengan arsitektur campuran Jawa dan Bali. Dinding bagian atas warung ditutup dengan lembar anyaman bambu yang menimbulkan suasana nyaman dan seperti di rumah sendiri. Suntari selalu memperlakukan tamunya seperti keluarga sendiri. Tamu diperbolehkan duduk berjam-jam di warungnya meski pesanan hanya itu-itu saja.

Para tamu kerasan dengan model pelayanan Warung Baru. Pernah Suntari memindahkan warungnya ke tempat lain yang lebih bagus dan besar, namun diprotes para tamunya. Tamunya tidak suka jika Suntari berpenampilan "wah". Jadilah, sehari-hari Suntari hanya berpenampilan sederhana dan apa adanya mengenakan baju daster batik panjang. Para tamu menganggap penampilannya itu lebih natural, mencerminkan kehidupan asli serta keunikan orang setempat. Suntari mengaku, kemampuan bahasa Inggrisnya adalah "Inggris tarzan", hanya sekadar "nyambung" saat berkomunikasi. Namun, senyumnya yang selalu tersungging di wajahnya yang ramah membuat para tamu terkesan.

Hubungan Suntari dan tamu-tamunya tidak hanya sebatas penjual dan pembeli, namun lebih dari itu seperti saudara. Suntari membiarkan tamu menggunakan dapurnya jika mereka kangen memasak masakan asli negara mereka. Dengan demikian, Suntari dapat "mencuri" ilmu tentang rasa asli dan selera lidah para tamunya.
Sebagai gantinya, ia juga memasukkan unsur masakan lokal ke dalam masakan barat, seperti pizza tempe dan sandwich tempe. Ternyata, para tamu menyukainya. Sandwich dan pizza tempe tak ubahnya seperti sandwich dan pizza dari negeri asalnya.

Untuk sandwich, Suntari menggunakan tiga iris roti tawar ketan hitam. Di sela-sela irisan tadi ditaruh irisan tomat, bawang bombai, ketimun, dan tempe goreng. Di puncak ditaruh kerukan daging buah alpukat. Agar tamu-tamu mengenal kreasi masakannya, ia rajin menawarkan dan memberi harga khusus kepada para tamunya. Saat awal meluncurkan roti tawar ketan hitamnya, Suntari menyisipkan irisan roti tawarnya sebagai bonus sajian kepada tamu. Lama-kelamaan, tamu menanyakan sendiri roti tawar ketan hitamnya.

Dari hasil menjalankan Warung Baru, Suntari mampu membangun empat home stay. Rencananya dalam waktu dekat ia akan membuat warung khusus masakan Jawa dan Padang. 

No comments:

Post a Comment