Saturday 25 October 2014

BOTOK TELUR ASIN BU LESTARI


Kalau bicara makanan botok, biasanya orang langsung akan teringat pada botok teri atau botok mlanding (petai china). Namun, di Solo ternyata ada juga botok yang terbuat dari telurasin yang rasanya cukup untuk menambah pengalaman petualangan lidah kita di dunia kuliner.
Sajian makanan ini bisa ditemui di warung makan "Gudeg Yogya" di Jalan Hasanudin Nomor 35 di Kota Solo.

Di warung milik Darmi Lestari (57) yang akrab dipanggil Bu Lestari, sejak dua tahun lalu tersedia botok telur asin. Makanan ini menjadi salah satu menu andalan di warung makan tersebut.
Seperti namanya, botok telur asin dibuat dari telur bebek mentah yang diasinkan. Lestari menggunakan bumbu berupa bawang merah, bawang putih, garam, dan gula pasir yang diulek, serta tomat dan cabai hijau yang diiris tipis ditambah santan. Untuk membungkus digunakan daun pisang.
"Saya taruh daun salam dan kemangi di atas daun pisang, lalu santan, bumbu, tomat, dan cabai. Baru kemudian telur asin yang dipecahkan dimasukkan ke atas campuran bumbu," kata Lestari, Senin (22/11).

Bungkusan berisi racikan tadi kemudian dikukus dan dalam waktu 1 jam sudah matang menjadi botok. Meskipun telur yang digunakan dalam keadaan mentah, karena telah diasinkan, kuningtelur telah menggumpal sehingga masir telur akan tetap terasa saat botok matang. Rasanya pun tidak seasin jika kita memakan telur asin rebus.

Botok telur asin buatan Lestari ini rasanya gurih dan pedas dengan tambahan aroma khas daun pisang yang menambah sedap masakan. Bumbunya terasa pekat sehingga satu bungkus botok cukup jika ingin dinikmati oleh dua orang.

Lestari mengaku mendapat ide membuat botok telur asin ketika pada suatu saat dibawakan oleh-oleh botok telur asin oleh anaknya dari Surabaya. Ia kemudian mereka-reka bumbu dan cara pembuatannya.

"Awalnya telur saya kocok ternyata bumbunya jadi tidak merata. Sekarang telur putih dan kuning saya pisahkan," ungkap Lestari.

Untuk menikmati sebungkus botok telur asin cukup mengeluarkan Rp 4.000.
Selain botok telur asin dan gudeg, warung Bu Lestari yang terletak tidak jauh dari rel kereta api ini juga menyediakan masakan garang asem serta nasi kuning dan nasi langgi. Tiga menu terakhir biasanya dibuat berdasarkan pesanan.

Warung ini buka setiap hari pukul 05.30-16.30 termasuk pada tanggal merah. Warung ini hanya tutup jika pekerjanya libur. Lestari mengawali usahanya dari sebuah meja di depan rumahnya di Jalan Hasanudin itu. Awalnya ia berjualan gudeg di sela-sela pekerjaan utamanya menerima pesanan jahitan pakaian. Dua tahun kemudian ia mengembangkan warungnya dengan memanfaatkan teras rumahnya yang diisi deretan meja dan kursi.

Belakangan Lestari memilih meninggalkan pekerjaan menjahitnya dan berkonsentrasi pada usaha warung makan. Tak hanya botok, di Solo, masakan gudeg Bu Lestari cukup terkenal dan menjadi pilihan yang mengasyikkan saat sarapan atau makan siang. 

No comments:

Post a Comment