Saturday 25 October 2014

KENIKMATAN BEBEK GORENG SAMBEL KOREK PAK SLAMET...


Jika datang ke Kota Solo, Anda bisa mencoba mampir ke Warung "Bebek Goreng Sambel Korek" Pak Slamet. Bebek gorengnya berwarna kuning kecoklatan, dagingnya empuk, tidak amis, dan menyerap bumbu, serta ketika digigit kulitnya terasa renyah. Ditemani sepiring nasi hangat dan sambal bawang yang dikorek-korek dari cobek sehingga disebut "sambel korek", membuat suasana makan terasa nikmat. Bebek goreng itu harus disantap saat hangat agar rasa renyahnya tak hilang terkena angin (amem).

Seperti namanya, warung ini didirikan Slamet Raharjo (57) pada tahun 1986. Ia merintis warung itu bersama istrinya, Baryatin. Warung ini awalnya hanya berupa kios kaki lima di Jalan Ahmad Yani, Kartasura, dan masih menjual menu lainnya, seperti rujak, lotis, gado-gado, tahu kupat, kikil sapi, sate kelinci, dan gulai sapi. Beberapa menu ia jual sejak 1979, tahun ia mulai berwiraswasta.

Pada tahun 1990-an, Slamet memutuskan hanya menjual bebek goreng. "Awalnya, hanya mampu menjual bebek goreng 2-3 ekor," kata Slamet, Jumat (19/1).

Wali Kota Solo saat itu, Hartomo, suatu saat mampir ke warungnya mencicipi bebek gorengnya. Ia kemudian memberi kesempatan Slamet berjualan bebek goreng di Pujasera di kompleks Museum Radya Pustaka, Solo. Sejak itu, rasa bebek gorengnya yang khas tersebar dari mulut ke mulut.

Slamet tak lama berjualan di sana, warungnya di Jalan Ahmad Yani pun harus pindah ke dalam kampung karena pelebaran jalan. Meski demikian, bebek gorengnya tetap dicari orang. Warungnya kini terletak 100 meter arah selatan dari Jalan Ahmad Yani, di sebelah timur Pasar Kartasura, buka pada pukul 07.00-14.00.

Pernah ada orang yang menawari Rp 150 juta untuk membeli formula bumbu bebek gorengnya, Slamet bergeming. Ia juga enggan menjual nama warungnya yang menjadi semacam jaminan rasa. Meski tak membuka waralaba, ia punya tiga cabang warung yang dikelola anak-anaknya. 

No comments:

Post a Comment